Sumber : Dokumen Kemendikbud
Gambar 4.21 Blok
Diagram Sistem DSL antara 2 central dan 2 user
Digital Subscriber Line (DSL) memiliki
3 komponen penting. Komponen tersebut adalah DSL Transceiver, Filter dan DSLAM (Digital
Subscriber Line Access Multiplexer).
Sumber : How Stuff Works (2001)
Gambar 4.22 Komponen Sistem DSL (dari end-user sampai Central Telepon)
1. DSL Transceiver
DSL Transceiver terdiri dari High
Pass Filter (HPF) dan Low Pass Filter (LPF) yang berfungsi
memisahkan band-band suara (voice band) dengan band frekuensi yang lebih
tinggi. Band suara ditransmisikan ke jalur telepon pelanggan, sedangkan band frekuensi
yang lebih tinggi, digunakan untuk kecepatan data tinggi antar PC.
Sumber : Dokumen Kemendikbud
Gambar 4.23 Konsep Subsistem DSP dan
AFE dalam Sistem DSL
2. Filter
Filter digunakan untuk memisahkan
jalur data dan jalur suara. Biasanya disediakan oleh ISP satu paket dengan DSL
Modem.
Sumber : Dokumen Kemendikbud
Gambar 4.24 Pengaturan Filter di sisi
User
3. DSLAM
DSLAM diletakkan di sentral telepon.
DSLAM berfungsi menerima sinyal dari banyak pelanggan DSL / Sambungan Telepon,
dan meneruskan ke backbone berkecepatan tinggi, menggunakan teknik multiplexing.
Sesuai dengan spesifikasi produk dari vendor yang membuatnya. DSLAM
terhubung dengan line DSL dengan kombinasi Asynchronous Transfer Mode (ATM),
Frame Relay atau Internet Protocol (IP).
Sumber : Dokumen Kemendikbud
Gambar 4.25 DSLAM dan Komponennya
Fungsi DSLAM antara lain:
· Sebagai
filter voice dan data
· Sebagai
modulator dan demodulator DSL
· Sebagai
multiplexer
Cara Kerja DSLAM adalah sebagai berikut:
1) DSLAM memisahkan frekuensi sinyal
suara dari trafik kecepatan tinggi, serta mengontrol dan merutekan trafik
Digital Subcriber line (xDSL) antara perangkat enduser, seperti router, modem, network
interface card, dengan jaringan penyedia layanan.
2) DSLAM menyalurkan data digital memasuki
jaringan suara PSTN ketika mencapai di CO (Central office).
3) DSLAM mengalihkan kanal suara
(biasanya dengan menggunakan splitter) sehingga sinyal tersebut dapat dikirim
melalui PSTN, dan kanal data yang sudah ada kemudian ditransmisikan melalui DSLAM
yang sebenarnya adalah kumpulan modem DSL3.
4) Setelah menghilangkan sinyal suara
analog, DSLAM mengumpulkan sinyal-sinyal yang berasal dari end-user dan menyatukannya
menjadi sinyal tunggal dengan bandwidth yang lebar, melalui proses
multiplexing.
5) Sinyal yang sudah disatukan ini disalurkan
dengan kecepatan Mbps kedalam kanal oleh peralatan switching backbone melalui
Network Service Provider (NSP).
6) Sinyal yang dikirimkan melalui internet
atau jaringan lain muncul kembali pada CO yang dituju, dimanan DSLAM yang lain menunggu.
7) DSLAM bersifat fleksibel dan bisa mendukung
berbagai macam DSL yang terdapat dalam sebuah CO, dan juga bisa mendukung berbagai
protokol dan modulasi, seperti modulasi CAP dan DMT
8) DSLAM juga menyediakan routing maupun
penomoran IP secara dinamik untuk pelanggan (enduser)
9) Jika tidak tersedia tempat di dalam
MDF atau ternyata jarak antara sentral dan pelanggan terlalu jauh, solusinya
adalah dengan menggunakan mini DSLAM. Mini DSLAM ini dapat diletakkan pada RK
yang terdapat diantara CO dan pelanggan.
Sumber : Dokumen Kemendikbud
Gambar 4.26 Rasio Kecepatan Data
sebelum dan sesudah melalui DSLAM
Sumber : Dokumen Kemendikbud
Gambar 4.27 Posisi DSLAM di Central
Office
Sangat membantu
BalasHapus