Pages

Rabu, 21 Oktober 2020

Komponen Sistem DSL

 

Sumber : Dokumen Kemendikbud

Gambar 4.21 Blok Diagram Sistem DSL antara 2 central dan 2 user

 

Digital Subscriber Line (DSL) memiliki 3 komponen penting. Komponen tersebut adalah DSL Transceiver, Filter dan DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer).

Sumber : How Stuff Works (2001)

Gambar 4.22 Komponen Sistem DSL (dari end-user sampai Central Telepon)

1. DSL Transceiver

DSL Transceiver terdiri dari High Pass Filter (HPF) dan Low Pass Filter (LPF) yang berfungsi memisahkan band-band suara (voice band) dengan band frekuensi yang lebih tinggi. Band suara ditransmisikan ke jalur telepon pelanggan, sedangkan band frekuensi yang lebih tinggi, digunakan untuk kecepatan data tinggi antar PC.

Sumber : Dokumen Kemendikbud

Gambar 4.23 Konsep Subsistem DSP dan AFE dalam Sistem DSL

2. Filter

Filter digunakan untuk memisahkan jalur data dan jalur suara. Biasanya disediakan oleh ISP satu paket dengan DSL Modem.

Sumber : Dokumen Kemendikbud

Gambar 4.24 Pengaturan Filter di sisi User

3. DSLAM

DSLAM diletakkan di sentral telepon. DSLAM berfungsi menerima sinyal dari banyak pelanggan DSL / Sambungan Telepon, dan meneruskan ke backbone berkecepatan tinggi, menggunakan teknik multiplexing. Sesuai dengan spesifikasi produk dari vendor yang membuatnya. DSLAM terhubung dengan line DSL dengan kombinasi Asynchronous Transfer Mode (ATM), Frame Relay atau Internet Protocol (IP).


Sumber : Dokumen Kemendikbud

Gambar 4.25 DSLAM dan Komponennya

Fungsi DSLAM antara lain:

· Sebagai filter voice dan data

· Sebagai modulator dan demodulator DSL

· Sebagai multiplexer

Cara Kerja DSLAM adalah sebagai berikut:

1) DSLAM memisahkan frekuensi sinyal suara dari trafik kecepatan tinggi, serta mengontrol dan merutekan trafik Digital Subcriber line (xDSL) antara perangkat enduser, seperti router, modem, network interface card, dengan jaringan penyedia layanan.

2) DSLAM menyalurkan data digital memasuki jaringan suara PSTN ketika mencapai di CO (Central office).

3) DSLAM mengalihkan kanal suara (biasanya dengan menggunakan splitter) sehingga sinyal tersebut dapat dikirim melalui PSTN, dan kanal data yang sudah ada kemudian ditransmisikan melalui DSLAM yang sebenarnya adalah kumpulan modem DSL3.

4) Setelah menghilangkan sinyal suara analog, DSLAM mengumpulkan sinyal-sinyal yang berasal dari end-user dan menyatukannya menjadi sinyal tunggal dengan bandwidth yang lebar, melalui proses multiplexing.

5) Sinyal yang sudah disatukan ini disalurkan dengan kecepatan Mbps kedalam kanal oleh peralatan switching backbone melalui Network Service Provider (NSP).

6) Sinyal yang dikirimkan melalui internet atau jaringan lain muncul kembali pada CO yang dituju, dimanan DSLAM yang lain menunggu.

7) DSLAM bersifat fleksibel dan bisa mendukung berbagai macam DSL yang terdapat dalam sebuah CO, dan juga bisa mendukung berbagai protokol dan modulasi, seperti modulasi CAP dan DMT

8) DSLAM juga menyediakan routing maupun penomoran IP secara dinamik untuk pelanggan (enduser)

9) Jika tidak tersedia tempat di dalam MDF atau ternyata jarak antara sentral dan pelanggan terlalu jauh, solusinya adalah dengan menggunakan mini DSLAM. Mini DSLAM ini dapat diletakkan pada RK yang terdapat diantara CO dan pelanggan.

Sumber : Dokumen Kemendikbud

Gambar 4.26 Rasio Kecepatan Data sebelum dan sesudah melalui DSLAM

Sumber : Dokumen Kemendikbud

Gambar 4.27 Posisi DSLAM di Central Office