Pages

Sabtu, 09 Mei 2020

ALUR DAN PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE



A.    PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE
Pembuatan prototype disebut dengan prototyping. Tujuan dari prototyping adalah sebagai penguji daya tahan bentuk produk dan usaha yang ingin kita buat. Inovasi bertahap adalah keadaan di mana suatu badan usaha tidak bisa dibuat dalam bentuk prototype. Inovasi bertahap biasanya menyesuaikan keadaan dunia nyata. Dengan adanya kegiatan prototyping, para wirausaha, khususnya bidang produk kreatif akan mengetahui keunggulan dan kelemahan produk dan usaha yang dibuat.
1.    Kegiatan Prototyping sebagai Artefak dalam Pembuatan Desain
Prototype dapat dianggap sebagai bentuk artefak, baik dalam tingkatan berdiri sendiri atau menjadi bagian dalam sebuah desain. Bila dilihat sebagai artefak, prototype mengandung karakteristik : mendukung kreativitas, membantu pengembang untuk menangkap dan menghasilkan ide, memfasilitasi pengembang dan memberikan informasi yang relevan tentang penggunaan prototype. Prototype dapat mendorong terjadinya komunikasi dan membantu para wirausaha dengan konsumen dalam berinteraksi untuk menyempurnakan produk yang dibuat.
Kita bisa menganalisis kegiatan prototyping berdasarkan empat dimensi sebagai berikut.
a.     Dimensi Representasi
Dimensi Representasi berarti menggambarkan bentuk prototype, misalnya kumpulan kertas, sketsa atau simulasi komputer
b.    Dimensi Presisi
Dimensi Presisi menggambarkan tingkat ketelitian prototype yang akan dievaluasi; Dalam dimensi tersebut,prototype dibagi menjadi 3 bentuknya yakni informal, kasar atau halus.
c.     Dimensi Interaktif
Dimensi Interaktif menggambarkan sejauh mana hubungan antara konsumen dengan prototype yang dibuat oleh seorang wirausaha. Misalnya, apakah pihak pembeli menyukai layanan dan produk kreatif yang ditawarkan.
d.    Dimensi Evolusi
Dimensi Evolusi menggambarkan prediksi siklus hidup dari suatu prototype, misalnya prototype tersebut bersifat sekali pakai atau permanen.

2.    Tahapan-tahapan dalam Prototyping
Tahap-tahap dalam prototyping boleh dikatakan merupakan tahap-tahap yang dipercepat. Strategi utama dalam Prototyping adalah kerjakan yang mudah terlebih dahulu dan sampikan hasil kepada pengguna sesegera mungkin.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah table yang menerangkan tentang tahap-tahap dalam prototyping produk kreatif.

Prototyping dibagi ke dalam enam tahapan sebagai berikut.
a.     Mengidentifikasi model prototype. Dalam bagian ini, pihak wirausahawan menjadi mengerti apa saja yang ada di dalam badan usaha yang mereka buat.
b.    Rancang bangun prototype. Dalam rancang bangun bisa dibantu oleh seperangkat computer serta software CASE (Computer-Aided System Engineering) supaya bisa mendesain produk yang baru dan kompeten.
c.     Uji prototype untuk memastikan prototype dapat dengan mudah dijalankan untuk tujuan demonstrasi.
b.    Siapkan prototype USD (User’s System Diagram) untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari produk yang di- prototype-kan.
c.     Evaluasi dengan pengguna untuk mengevaluasi prototype dan melakukan perubahan jika diperlukan.
d.    Tranformasikan prototype menjadi produk nyata dan dibutuhan konsumen sebagai sebuah sampel atau contoh.

B.    FAKTOR-FAKTOR PENENTU DALAM PROSES STRATEGI PEMBUATAN PROTOTYPE
Berikut ini disajikan berbagai faktor-faktor yang ada di dalam strategi prototyping.
1.     Prototyping bisa berupa sebuah subsistem atau serangkaian dari beberapa subsistem atau keseluruhan system
2.     Melakukan prototyping atas bermacam-macam konsep dengan melakukan prototyping atas satu konsep
3.     Prototyping interative vs 1 prototype per konsep
4.     Prototype bisa merupakan kerja virtual (analisa CAD, FEA, CFD, dll) ataupun fisik
5.     Pembuatan prototype bisa dilakukan oleh pihak luar, bisa juga dengan menggunakan metode rapid prototyping atay dilakukan oleh perusahaan itu sendiri.
6.     Fisik pada suatu prototype dapat dibuat ukuran skala
7.     Hasil akhir suatu bentuk usaha dapat dibuat skala lewat prototyping.

C.    FAKTOR-FAKTOR YANG ADA DI DALAM ALUR KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE
Berikut ini disajikan berbagai faktor-faktor yang ada di dalam alur kerja prototyping.
1.     Prototyping bisa berupa subsistem, serangkaian dari beberapa subsistem, atau keseluruhan system
Kita akan membuat sistem yang besar, mungkin hal terbaik yang bias dilakukan adalah memecahnya menjadi subsistem-subsistem yang lebih kecil yang masing-masing subsistem dapat dianalisis berdasarkan strategi yang paling optimal.
2.     Melakukan Prototyping atas bermacam-macam konsep dengan melakukan Prototyping atas satu konsep
Ketika hanya ada satu atau dua konsep produk saja yang memungkinkan besar akan dipilih untuk dikembangkan, perkembangan prototype dalam jumlah banyak pada masa awal akan memberikan umpan balik penting bagi perancang.
3.     Prototype bisa berbentuk virtual (Analisa CAD, FEA, CFD, dll
Analisa prototype yang rumit biasanya akan lebih mudah dilakukan oleh komputer, sehingga model virtual dapat embantu produsen untuk menganalisa prototype.
4.     Pembuatan prototype bisa dilakukan oleh pihak luar atau dilakukan oleh seorang wirausaha itu sendiri
Melakukan penyerahan urusan pembuatan produk hanya kepada pihak luar dapat membengkakkan biaya dan waktu sehingga lebih baik dibuat sendiri.
5.     Fisik pada suatu prototype dapat dibuat ukuran skala
Ketika kita sedang berurusan dengan produk yang berukuran besar, seperti pilar untuk bangunan rumah bertingkat, kita tidak akan mungkin membuat prototype yang sama ukurannya dengan produk akhirnya (kecuali untuk keperluan uji akhir). Oleh karena itu, kita bisa membuat skala fisiknya untuk mengetes aspek-aspek tertentu dalam desain produk tersebut atau bisa dibuat prototype potongan yang bisa disambung saat pembangunannya.
6.     Hasil akhir suatu bentuk usaha dapat dibuat skala lewat prototype

Mungkin merupakan suatu hal yang bagus apabila perancang dapat merancang prototype yang mampu mencakup beberapa persyaratan desain dalam satu waktu. Hal ini bertujuan agar perancang dapat membuat evaluasi atas fitur yang diharapkan ada pada produk tersebut. Dengan adanya skala fungsi, perancang akan merasa lebih mudah dalam menguji prototype dan produk final yang memiliki sifat lebih kuat.




0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR