Pages

Kamis, 24 September 2020

PRINSIP-PRINSIP TATA LETAK

 

Menata prinsip-prinsip tata letak secara elekronik antara lain proposi, irama (rythm), keseimbangan, kontras, kesatuan (unity) dan harmoni. Layout didalam bahasa memiliki arti tata letak. Menurut istilah, layout merupakan usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan elemen elemen atau unsur-unsur komunikasi grafis (antara lain teks, gambar, dan tabel) menjadikan komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik. Di sini diperlukan pertimbangan ketika sedang mendesain suatu infomasi yang seefektif mungkin.

Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

1. Proporsi

Proporsi merupakan perbandingan antar satu bagian dengan bagian lain, atau antara bagian- bagian dengan unsur keseluruhan secara visual memberikan efek menyenangkan, artinya tidak timpang atau janggal baik dari segi bentuk maupun warna. Sejak jaman klasik dikenal teori kesebandingan The golden Section atau The golden mean, golden ratio dan divine propotion. Lukisan terkenal seperti monalisa, menggunakan komposisi golden ratio.

2. Irama (Rhythm)

Ritme adalah pembuatan desain dengan prinsip yang menyatukan irama. Bisa juga berarti pola tata letak (layout) yang dibuat dengan melakukan pengulangan unsur-unsur tata letak secara teratur agar menciptakan kesan menarik. Irama menyebabkan kita dapat merasakan adanya pergerakan, getaran atau perpindahan dari satu unsur ke unsur lainnya. Irama visual dapat berupa repetisi maupun variasi. Repetisi adalah irama yang dibuat dengan pengulangan unsur visual yangteratur, tenang dan konsisten/tetap, sedangkan variasi adalah pengulangan unsur visual yang disertai dengan perubahan bentuk, ukuran dan warna. Irama diciptakan dengan tujuan tertentu misalnya untuk menciptakan kesan teratur dengan repetisi, dan menciptakan kesan dinamis dan atraktif dengan variasi.

Dengan adanya irama/pengulangan dapat mengajak mata pemirsa untuk mengikuti arah pergerakan yang terjadi dalam karya visual.

3. Keseimbangan

Keseimbangan (balance) adalah salah satu poin penting keberhasilan sebuah desain. Semua orang suka dengan keadaan nyaman (tidak timpang) terhadap apa yang dilihatnya. Keseimbangan dalam desain grafis dapat tercapai dengan mengatur berat visual masing-masing elemen, baik dalam hal skala, warna, dan kontras. Secara garis besar, keseimbangan pada desain grafis dapat terbagi kepada dua bagian :

a. Keseimbangan simetris (Symmetry Balance)

Keseimbangan simetris terjadi apabila berat visual dari elemen-elemen desain terbagi secara merata baik dari segi horizontal, vertikal, maupun radial. Gaya ini mengandalkan keseimbangan berupa dua elemen yang mirip dari dua sisi yang berbeda. Kondisi pada keseimbangan simetris adalah gaya umum yang sering digunakan untuk mencapai suatu keseimbangan dalam desain. Meskipun mudah untuk diterapkan, keseimbangan simetris sulit untuk membangkitkan emosi dari pembaca visual karena terkesan "terlalu direncanakan". Kesimbangan simetris juga biasa disebut dengan keseimbangan formal.

b. Keseimbangan Asimetris

Keseimbangan asimetris merupakan keseimbangan yang tersusun atas unsur-unsur yang berbeda antara kanan dan kiri namun komposisinya seimbang. Keseimbangan asimetris dapat dilakukan dengan menyusun ukuran, garis, warna, bidang dan tekstur dengan menempatkan beberapa unsur dengan ukuran kecil disatu susu dan ukuran besar disisi lainnya sehingga keseimbangan ini terkesan lebih dinamis, tidak monoton dan tidak formal.

4. Kontras

Kontras di definisikan sebagai perbedaan dalam elemen visual yang bisa membuat sebuah objek dapat dibedakan dari objek lainnya dan/atau dari background. Pengertian yang lebih sederhana, kontras adalah elemen yang berbeda dari lainnya. Kontras bagaikan 'akar' dari semua desain. Contoh kontras yang paling wajar adalah yang saling berlawanan (seperti besar-kecil dan hitamputih), tetapi pengaplikasian kontras dalam desain tidak semudah itu. Desainer tidak hanya membandingkan hal-hal yang saling berlawanan, tetapi juga berbeda (misalnya tombol "add to cart" dan check out).

5. Kesatuan (Unity)

Kesatuan atau unity adalah salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasaran dari unsur-unsur yang disusun, dikenal juga dengan istilah Proximity (pendekatan). Prinsip ini menyatukan unsur-unsur layout seperti typografi, ilustrasi, warna dll sehingga unsur-unsur tersebut saling mendukung dan melengkapi untuk menyatukan arah. Sebuah karya desain sebaiknya memiliki point of view sebagai arah perhatian, atau dapat diartikan sebagai alur untuk mengamati/membaca suatu karya sehingga terdapat kesatuan pemahaman menyeluruh terhadap karya desain dalam menyampaikan pesan kepada penikmatnya.

Penggunaan bahasa visual yang harmonis, utuh, dan senada agar materi pesan dipersepsi secara utuh (komprehensif) yang menyatu dan harmonis di dalam sebuah karya graris. Hal ini menjadi sebuah upaya yang bertujuan memudahkan pengamat desain menangkap sebuah nuansa visual yang tema dan mempermudah proses pembentukan pemetaan hierarki informasi yang hendak disampaikan.

6. Keselarasan (Harmoni)

Keselarasan merupakan prinsip desain yang diartikan sebagai keteraturan tatanan diantara bagian-bagian suatu karya. Keselarasan dalam desain merupakan pembentukan unsur-unsur keseimbangan, keteraturan, kesatuan, dan perpaduan yang masing-masing saling mengisi dan menimbang. Keselarasan (harmoni) bertindak sebagai faktor pengaman untuk mencapai keserasian seluruh rancangan penyajian. Keserasian atau harmoni dapat dicapai dengan mengatur kesamaan arah, kesamaan bentuk meskipun berbeda ukuran dan tekstur memiliki sifat sama. Harmoni dapat diwujudkan dengan dua cara.

a.       Harmoni dalam segi bentuk

Harmoni yang dapat dilihat dari segi bentuk dan ukurannya, serta penempatan unsur unsurnya, termasuk pemilihan bentuk huruf.

b.      Harmoni dalam segi warna

Warna memiliki pengaruh yang amat besar, karena tiap-tiap warna memiliki sifatnya masing-masing.



0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR