Produksi
dimulai dari merekam video dengan berdasarkan dan konsep yang sudah dirancang.
Kemudian proses rekaman baik visual maupun audio dilakukan, dan seluruh
pendukung bekerjasama dalam proses produksi. Pada proses produksi Anda harus menyiapkan:
1.
Alat Perekam Gambar (Camcorder)
Kamerawan
memerlukan sejumlah peralatan standar untuk dapat merekam gambar dengan baik,
di antaranya.
·
Kamera (camcorder) untuk merekam
gambar dan suara, contoh: kamera profesional, handycam.
·
Tripod, agar kamera tidak bergoyang.
·
Lampu kamera untuk menambah cahaya, dalam
kondisi kurang cahaya.
·
Mikropon untuk merekam suara ketika melakukan
pengambilan gambar.
a. Menangkap
Gambar Dengan Kamera Handycam
Kamera
merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera
yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan (kegiatan) yang diarahkan oleh sang
sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan
adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kamerawan
dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Seorang kamerawan perlu
mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal teknik memegang kamera, teknik
pengambilan gambar, dan hal – hal lain dalam pengambilan gambar.
1)
Teknik memegang kamera video
Peganglah
kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan
mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar
posisi kamera tidak bergoyang. Dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung
dari sudut pengambilan yang diinginkan atau gunakan selalu tripod untuk menjaga
gambar tetap stabil.
2) Zoom
Hindarkan
penggunaan teknik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa
menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya
guncangan pada gambar. Dalam proses melakuan zoom in dan zoom out kamerawan
terlebih dahulu harus memastikan angel terakhir dari angel zoom
tersebut.
3) Peraturan 5 detik
Peraturan
penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan
hindarkan gerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurang –
kurangnya dalam 5 detik. Ini akan memudahkan editor untuk mengambil
potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung dalam
hati sampai 5 detik, meskipun pada kondisi yang sulit. Rekam subyek Anda selama
5 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
4) Fokus, Exposure and keseimbangan
cerah putih (White Balance)
Hal
pertama yang harus dilakukan kamerawan sebelum mengambil gambar adalah
menyesuaikan “mata” kamera pada setiap kali pindah lokasi untuk pengambilan
gambar. Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh
dan dekat, fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang Anda inginkan untuk
direkam. Setiap kali kamerawan mengubah lokasi pengambilan gambar maka kondisi
cahaya pasti juga akan berubah, maka kamerawan perlu menyesuaikan keseimbangan
warna putih pada kamera. Proses ini disebut dengan mengatur keseimbangan cerah
putih (white balance) kamera.
5) Tanggal dan Waktu
Jangan
pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar yang terekam, ini akan
membuat video sama sekali tidak dapat digunakan. Penulisan tanggal dan waktu
pada layar tidak membuktikan bahwa video ini diambil pada saat yang tertulis di
layar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950 tidak menjamin
pengambilan video tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang mengubah
tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya Anda selalu merekam suara Anda
pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam,
lokasi Anda merekam gambar. Cara inilah yang dapat merekam secara permanen
informasi waktu dan tempat pengambilan gambar.
6) Gambar pengisi (Cutaways)
Bila
Anda merekam sebuah objek, kegiatan ataupun wawancara Anda perlu mengambil
gambar yang lain. Sebagai contoh, bila Anda merekam sebuah wawancara Anda perlu
untuk merekam juga kantor orang yang Anda wawancarai atau sesuatu yang lain
untuk memberikan penjelasan tambahan bagi video wawancara Anda. Contoh lain, bila
Anda membuat video tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan tempat
mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakkan habitatnya, bila ada Ini
akan membuat sebuah video lebih informatif.
b. Menangkap
Gambar Dengan Telepon Genggam (Handphone)
Mengabadikan
gambar saat ini semakin mudah, apalagi dengan banyaknya telepon genggam (Handphone)
yang dilengkapi fasilitas untuk merekam video. Berikut adalah tips menangkap
gambar dengan menggunakan Handphone:
1) Lebih dekat ke obyek
Ponsel
kamera yang beredar kebanyakan tidak dibekali dengan lensa zoom yang maksimal,
jadi pastikan Anda mendekati objek yang akan direkam.
2) Hati-hati dengan cahaya
Cobalah
untuk mengambil gambar dalam kondisi penerangan yang cukup. Saat merekam di
bawah terpaan sinar matahari, obyek jangan membelakangi datangnya cahaya,
karena obyek akan menjadi gelap. Sebaiknya obyek menghadap sumber cahaya.
3) Keseimbangan
Jaga
keseimbangan, usahakan tangan Anda jangan sampai bergoyang saat merekam. Ini
untuk menjaga agar gambar yang dihasilkan stabil, tidak goyang.
4) Hindari penggunaan digital zoom
Dekatkan
diri ke objek dengan cara menggeser posisi Anda, bukan dengan digital zoom.
Penggunaan digital zoom bisa membuat kualitas gambar berkurang.
2. Ukuran
Gambar
Ukuran
gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi,
situasi dan kodisi objek. Ukuran pengambilan gambar selalu berkaitan dengan
ukuran tubuh manusia. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain pada tabel
I.1 berikut.
No
|
Istilah
Ukuran Gambar
|
||
1
|
Establishing
Shot: shot pembuka dari suatu adegan yang memperlihatkan
tempat dan waktu adegan itu berlangsung.
|
||
2
|
Extreme
Long Shot (ELS): gambar diambil dari jarak sangat
jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan
demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
|
||
3
|
Very
Long Shot (VLS): menunjukkan subjek yang berada di tengah
lingkungan sekitarnya. Dalam ukuran VLS ini, lingkungan di sekitar objek
lebih dominan. VLS akan menampilkan panorama yang akan memenuhi layar
|
||
4
|
LongShoot
(LS) : pengambilan secara keseluruhan tubuh dari kepala
sampai kaki. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga
latar belakang objek.
|
||
5
|
Full
Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari
kepala sampai kaki.
|
||
6
|
Medium
Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang
wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat.
Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
|
||
7
|
Knee
Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga
lutut.
|
||
8
|
Wide
Angle (sudut lebar) : ukuran pengambilan gambar yang
memasukkan keadaan sekeliling, jadi sudut lebar akan memberikan pandangan
atas keseluruhan keadaan.
|
||
9
|
Mid
Shot (MS) : menunjukkan mulai bagian kepala sampai
pinggul. Ukuran MS berfungsi untuk menunjukkan siapa yang sedang melakukan
aksi.
|
||
10
|
Medium
Close Up (MCU) : menunjukkan mulai bagian kepala
sampai bahu. Ini merupakan standar pengambilan gambar dalam wawancara.
|
||
11
|
Close
Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat. Dalam merekam
suatu gambar subjek yang tengah melakukan aksi, maka CU berfungsi untuk
memfokuskan sebuah aksi yang tengah dilakukan. Hanya sebagian dari objek yang
terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru.
|
||
12
|
Big
Close Up (BCU) : pengambilan gambar wajah yang
memenuhi layar penampilan gambar
|
||
3. Gerakan
Kamera
Gerakan
kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan
dengan istilah-istilah sebagai berikut:
a. PAN
atau PANNING, yaitu pergerakan kamera secara horizontal, yaitu gerakan kamera
dari kiri ke kanan (PAN KANAN) atau dari kanan ke kiri (PAN KIRI).
Gambar
Pergerakan PAN dan PANNING
b. TILT
atau TILTING, yaitu pergerakan kamera secara vertikal gerakan kamera dari
Gambar
Pergerakan TILT atau TILTING
c. TRACK
IN, yaitu teknik pengambilan gambar yang dimulai dengan cara menggerakan kamera
mendekati objek.
Gambar
Pergerakan TRACK IN
d. TRACK
OUT, yaitu teknik pengambilan gambar yang dimulai dengan cara menggerakan
kamera menjauhi objek.
4. Hal
yang harus diperhatikan pada pengambilan gambar:
a. Setiap
gerak harus memiliki makna yang mendukung kelebihan produk.
b. Kejelian
kamera menampilkan bagian utama dan kelebihan produk atau cara kerja.
c. Urutan
terjaga kontinuitasnya.
d. Apabila
tidak menggunakan tripod atau penyangga kamera, hindari penggunaan zoom in.
Sebaiknya kamerawan mendekati objek sebagai pengganti zoom in.
e. Untuk
memfokuskan objek (mengarahkan kamera pada satu titik objek tertentu) lakukan
zoom in, pastikan objek sudah fokus kemudian zoom out sampai pada posisi
kedudukan semula. Lakukan perekaman gambar.
0 komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR